Friday 22 November 2013

Shafwan Hadi Umry
UMN Alwashliyah Medan
Hp. 08126500650

ABSTRAK


Penulisan tentang tradisi berahoi pada masyarakat Langkat Sumatera Utara dimaksudkan untuk mengangkat dan melestarikan budaya lokal yang bercorak agraris. Masyarakat Melayu Langkat sejak dahulu hidup dalam siklus tajak, semai, tanam, panen sebagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka.

Dalam khazanah budaya lokal tersebut tersimpan sejumlah norma-norma dan nilai nilai yang dianut dan dijunjung sebagai upaya mempertahankan budaya dan ketahanan berbangsa yang sudah dijumpai dari berbagai zsaman bahkan sampai sekarang ini. Dalam nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi berahoi (tradisi mengirik padi sambil bersyair melantunkan ucapan ahoi, ahoi) mereka mewujudkan kegembiraan sosial dan kebersamaan atas rezeki panen yang berlimpah. Nilai-nilai gotong-royong, kesetiakawanan, kepercayaan (religius) muncul dalam komunitas masyarakat Melayu dahulu. Kemudian norma-norma yang sangat mencerdaskan seperti sopan santun, disiplin, demokratis dan peduli sosial sangat dijunjung dan dihormati sebagai ; way of life ; bagi masyarakat Melayu Bahorok (Langkat) untuk mempertahankan hidupnya. Nilai-nilai dan norma-norma masyarakat lokal ini dapat dijadikan upaya pemertahanan bermasyarakat dan berbangsa dalam menghadapi persaingan masyarakat global dewasa ini.

Teori yang dipakai dalam pengkajian ini adalah teori semiotika sosial dan pendekatan fenomenalogi. Metode yang digunakan yakni melakukan penafsiran realitas historis dan membandingkannya dengan realitas kini. Kesimpulan yang dapat ditampilkan adalah tradisi berahoi menyimpan sejumlah potensi budaya yang dapat menjadi aset ketahanan dan pemberdayaan masyarakat lokal dalam menghadapi masyarakat global. Tradisi berahoi perlu dibumikan kembali sebagai kekuatan kultural lokalitas dalam menunjang kreatifitas.

Kata kunci : tradisi berahoi, teori semiotika, dan nilai-nilai budaya serta ketahanan budaya.

GoogleDrive : Download
4shared : Download

0 comments:

Post a Comment