This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.

This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.

This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, 23 March 2014


Cut Fatimah, Universitas
Tjut Nyak Dhien
Medan – Sumatera UtaraEmail : cutmah57@gmail.com
Telah
dilakukan penelitian uji aktivitas anti-baktri ekstrak etanol daun angsana (Pterocarpus indicus Willd) dan
kombinasinya dengan Kitosan terhadap Staphylococcus
aureus, streptococcus pyogenes, dan Escherichia coli. Dan uji sediaan
salapnya pada luka buatan kulit marmut yang diinfeksikan dengan Staphylococcus aureus.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak Etanol Daun Angsana (EEDA) mempunyai
aktivitas hambatan pertumbuhan yang sangat baik terhadap bakteri Staphylococcus aureus, tetapi kurang
baik terhadap Streptococcus pyogenes, dan tidak baik terhadap Escherichia coli. Sedangkan Kitosan
hanya mempunyai aktivitas hambatan pertumbuhan bakteri yang yang baik terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes, dan tidak baik
terhadap pertumbuhan Escherichia coli. Kombinasi antara EEDA
dengan kitosan tidak menunjukkan perbedaan efek yang nyata dengan hambatan
petumbuhan yang dinduksi oleh EEDA tanpa kombinasi. Sediaan salap EEDA yang
dikombinasikan dengan kitosan memberikan hasil penyembuhan yang sangat baik,
dan menunjukkan perbedaan yang
signifikan jika dibandingkan dengan salap EEDA atau kitosan tanpa kombinasi.
Kata
kunci : EEDA, kitosan, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus
pyogenes, Escherichia coli
GoogleDrive : http://adf.ly/h6gdK
4Shared : http://adf.ly/h6hC2


Abstrak
Cut Fatimah 1
1 Universitas
Tjut Nyak Dhien Medan – Sumatera Utara Email : cutmah57@gmail.com
Telah dilakukan penelitian skrining
fitokimia dan uji antituberkulosis dari ekstrak kulit batang Mimba (Azadiracta
indica Juss.) terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis yang disolasi
langsung dari sputum penderita tuberculosis. Pada pengujian ini daya
antituberkulosis ekstrak kulit batang Mimba dibandingkan dengan
antituberkulosis yang telah beredar di pasaran yaitu Rifampisin dan Etambutol. Ekstraksi
dilakukan dengan cara perkolasi menggunakan pelarut etanol 96%. Bakteri uji
diisolasi dari sputum yang diambil pada beberapa pasien yang positif terinfeksi
tuberkulosis di Balai Pengobatan Penyakit Paru Sumatra Utara. Pemastian adanya
bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam sampel diidentifikasi dengan
pengecatan Zein-Nelson dan uji aktivitas antituberkulosis dilakukan secara in
vitro menggunakan media Ogawa. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ektrak
etanol kulit batang Mimba mempunyai aktivitas hambatan yang sangat baik
terhadap pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis, sudah menunjukkan adanya
efek pada konsentrasi 50 mg/ml dan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata
dengan Rifampisin dan Etambutol pada konsentrasi 100 mg/ml.
GoogleDrive : http://adf.ly/h6Zjt
4Shared : http://adf.ly/h6a0M


ABSTRAK
Cut
Fatimah
Universitas Tjut Nyak Dhien
Medan Email : cutmah57@gmail.com
Radikal bebas merupakan
molekul yang mempunyai elektron bebas, sangat
mengganggu kesehatan. Salah satu upaya penanggulangannya
dengan antioksidan. Berbagai antioksidan sintetis telah digunakan misalnya
butilhidroksi toluen dan butilhidroksi anisol, namun menimbulkan efek samping
yang merugikan kesehatan. Secara alamiah di dalam tubuh terdapat
antioksidan yaitu superoksida dismutase,
glutatin dan katalase, tetapi tergantung pada asupan makanan terutama
mengandung fenolik dan flavonoid. Secara
trdisional daun jambu biji digunakan untuk
mengobati diare, disentri, menurunkan kolesterol, haid tidak teratur, luka, dan sariawan. Dilihat dari berbagai khasiat
ini kemungkinan daun jambu biji mengandung senyawa kimia yang berpotensial
sebagai antioksidan, terutama senyawa fenolik, maka
penulis menguji kemampuan daun jambu biji sebagai antioksidan.
Daun jambu biji
disiapkan menjadi ekstrak etanol, difraksinasi dengan n-heksan, etil asetat dan
air, dilakukan skrining fitokimia terhadap ekstrak
etanol dan masing-masing fraksi. Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode Radical Scavenger menggunakan 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl.
Hasil pengujian menunjukkan ekstrak etanol mengandung alkaloid, tannin, flavonoi, steroid,
saponin, dan glikosida. fraksi n-heksan mengandung
alkaloid dan glikosida. fraksi etil asetat mengandung tanin. fraksi air mengandung tannin dan glikosida. Sebagai antioksidan ekstrak etanol
dan fraksi air berkategori kuat dengan IC50 etanol =42,06mg/ml, fraksi air = 49,41mg/ml, fraksi
n-heksan dan etil asetat berkategori sedang dengan IC50 fraksi n-heksan = 58,15mg/ml, fraksi etil asetat =51,60mg/ml.
GoogleDrive : http://adf.ly/h6V9G
4Shared : http://adf.ly/h6Vev


ABSTRAK
Cengkeh (Syzyginium
aromaticum atau Eugenia aromaticum)
merupakan tanaman asli Indonesia dan banyak dibudidayakan. Bunganya banyak di
gunakan sebagai bahan rokok kretek khas Indonesia, bumbu masakan di Asia terutama Indonesia dan
Eropa, bahan dupa di RRC, aromaterapi, dan mengobati sakit gigi. Secara
tradisional daun cengkeh kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai
pestisida nabati, dan daunnya yang masih segar digunakan sebagai pengusir
serangga. Aktifitas daun cengkeh sebagai pengusir serangga kemungkinan karena
adanya kandungan eugunol (C10H12O2) mempunyai
bau khas dan tajam yang tidak disukai oleh serangga, sehingga sangat
berpotensial digunakan sebagai bahan pengusir nyamuk Penggunaan daun cengkeh
sebagai pengusir nyamuk secara langsung pada tubuh tanpa di formulasikan
dirasakan kurang praktis, maka penulis mencoba menformulasikan menjadi sediaan
krim sehingga penggunaannya mudah, merata, terasa lembut, dan mudah di cuci
dengan air.
Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol daun cengkeh dibuat secara
perkolasi menggunakan etanol 80%. Sediaan krim diformulasikan menggunakan basis
vanishing krim dengan konsentrasi ekstrak daun cengkeh 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, dan
6%. Beberapa uji yang dilakukan terhadap sediaan meliputi uji pH, pameriksaan
homogenitas, pemeriksaan tipe krim, pengamatan stabilitas, uji iritasi, dan uji
kemampuan sediaan sebagai pengusir nyamuk dibandingkan dengan lotion soffel yang beredar di pasaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH sediaan 6,3–7,1, sediaan cukup
homogen, tipe sediaan krim M/A, sediaan cukup stabil pada penyimpanan selama 12
minggu tidak mengalami perubahan warna, bau dan pecahnya fase krim, tidak
menimbulkan iritasi, dan mempunyai efektifitas sebagai pengusir nyamuk yaitu
formula yang mengandung ekstrak daun cengkeh 6% setara dengan lotion soffel,
sehingga formula dengan konsentrasi 6% sangat baik digunakan sebagai krim
pengusir nyamuk
GoogleDrive : http://adf.ly/h6OG4
4Shared : http://adf.ly/h6Okq


Cut Fatimah, Fakultas Farmasi, Universitas Tjut
Nyak Dhien, Medan, Indonesia
Abstrak
Telah dilakukan penelitian skrining fitokimia dan uji
antituberkulosis dari ekstrak daun sirih (Piper betle Linn.) terhadap bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang disolasi langsung dari sputum penderita
tuberculosis. Pada pengujian ini daya antituberkulosis ekstrak daun picisan
dibandingkan dengan antituberkulosis yang telah beredar di pasaran yaitu
Rifampisin dan Etambutol.
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan
pelarut etanol 96%. Bakteri uji diisolasi dari sputum diambil yang diambil pada
beberapa pasien yang positif terinfeksi tuberkulosis di Balai Pengobatan
Penyakit Paru Sumatra Utara. Uji aktivitas antituberkulosis dilakukan secara in
vitro menggunakan media Ogawa.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa ektrak etanol daun
sirih mempunyai aktivitas hambatan yang sangat baik terhadap pertumbuhan
Mycobacterium tuberculosis, sudah menunjukkan adanya efek pada konsentrasi 50
mg/ml dan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan Rifampisin dan
Etambutol pada konsentrasi 100 mg/ml.
GoogleDrive : http://adf.ly/h6Acx
4Shared : http://adf.ly/h6Azh


ABSTRAK
Tuberkulosis merupakan suatu
penyakit yang sangat banyak diderita penduduk Indonesia dan termasuk penyakit
menular penyebab kematian. Obat sintetis yang selama ini digunakan untuk
pengobatan tuberculosis sudah banyak resisten, sementara penemuan obat baru
sebagai antituberkulosis terlihat sulit dan lamban. Secara tradisional beberapa
tumbuhan sering digunakan untuk mengobati batuk berdahak dan berdarah
kemungkinan disebabkan oleh tuberkulosis, salah satu tumbuhan tersebut adalah daun
picisan (Drymoglossum piloselloides
L). Oleh karena itu penulis melakukan uji
potensi antituberkulosis ekstrak etanol daun picisan terhadap Mycobacterium tuberculosis, sehingga
dapat diketahui secara pasti potensinya sebagai antituberkulosis
Penelitian diawali dengan skrining
fitokimia daun picisan. Uji potensi antituberkulosis ekstrak etanolnya
dilakukan terhadap Mycobacterium
tuberculosis yang disolasi dari spesimen sputum pasien penderita
tuberculosis di Balai Pengobatan Penyakit Paru Medan. Pemastian adanya bakteri Mycobacterium
tuberculosis diidentifikasi dengan pengecatan Zein-Nelson. Uji potensi
antituberkulosis dilakukan secara in vitro dengan konsentrasi ekstrak 25mg/ml,
20mg/ml, 10mg/ml dan 5mg/ml, menggunakan media Ogawa, dan sebagai pembanding digunakan
Isoniazid, Rifampisin dan Etambutol yang beredar di pasaran.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa
ektrak etanol daun picisan mempunyai potensi menghambat pertumbuhan Mycobacterium
tuberculosis, potensinya mulai dari konsentrasi 50 mg/ml hampir sama dengan
Rifampisin dan Etambutol, dan
beberapa di antaranya resisten terhadap Rifampisin 40µg/ml, namun masih
dapat dihambat dengan ekstrak
etanol daun picisan 20mg/ml.
Kata Kunci : Daun picisan,
antituberkulosis, Media Ogawa, Mycobacterium
tuberculosis
tuberculosis
GoogleDrive : http://adf.ly/h68nG
4Shared : http://adf.ly/h695i


Cut Fatimah, Fak.Farmas,i Universitas Tjut Nyak Dhien
Medan – Sumatera Utara
Email : cutmah57@gmail.com
Abstrak
Telah dilakukan penelitian uji
aktivitas antibaktri ekstrak etanol
daun tembelekan (Lantana camara Linn.)
terhadap Staphylococcus
aureus, Streptococcus
pyogenes, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa,. Dan uji sediaan salapnya pada luka
buatan kulit marmut yang diinfeksikan dengan Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol daun tembelekan (EEDT) dibuat
dengan cara perkolasi dengan menggunakan etanol absolut sebagai bahan penyari.
Uji aktifitas antibakteri dilakukan secara in vitro dengan cara mengukur daerah
hambatan pertumbuhan bakteri di dalam media Mueller Agar, dan uji penyembuhan
luka dilakukan dengan cara mengukur penurunan diameter luka setelah diberi
perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak Etanol daun Tembelekan
(EEDT) mempunyai aktivitas hambatan pertumbuhan yang sangat baik terhadap
bakteri Staphylococcus aureus
dan Streptococcus
pyogenes, tetapi kurang baik terhadap Escherichia
coli Streptococcus pyogenes, dan Pseudomonas aeruginosa, tidak baik terhadap
Escherichia coli. Sediaan salap EEDT
memberikan hasil penyembuhan luka buatan yang sangat baik, dan menunjukkan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan
dengan salap EEDT tanpa diformulasikan. Salap hidrofi EEDT 15% sangat baik
untuk penyembuhan luka yang terinfeksi dengan Staphylococcus aureus.
Kata
kunci : Tembelekan, Antibakteri, Salap hidrofilik, Penyembuhan luka
GoogleDrive : http://adf.ly/h5WhS
4Shared : http://adf.ly/h5Xy3
Subscribe to:
Posts (Atom)